Faktor Penyebab Perbedaan Kemampuan Lahan atau Tanah
Lahan atau tanah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: tekstur tanah,
permeabilitas tanah, kedalaman atau solum tanah, keadaan erosi dan
kemiringan lereng, serta drainase (penyaluran air).
a. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar
partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara
fraksi-fraksi seperti pasir, debu, dan lempung. Tekstur tanah berkaitan
dengan bahan mineral, seperti pasir, debu, dan lempung. Pasir, debu, dan
lempung disebut zarah (partikel) tanah.
Berdasarkan ukurannya (diameter butirnya), zarah fraksi pasir, fraksi
debu, dan fraksi lempung. Butir-butir tanah atau batuan yang berdiameter
di atas 2 mm disebut gravel dan tidak termasuk fraksi tanah.
Unsur-unsur tanah yang terdiri atas butiran-butiran pasir, tekstur tanah
itu bersifat kasar, sedangkan unsur-unsur tanah yang terdiri atas
lempung, tekstur tanah itu sangat halus. Tekstur tanah yang ideal untuk
pertanian adalah geluh, yaitu tanah yang lekat. Dalam pembuatan
kerajinan keramik, batu bata, dan genting, fraksi lempung sangat
diperlukan.
Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam
tanah melalui pori-pori tanah ke arah horizontal maupun ke arah
vertikal. Cepat/lambatnya perembesan air ini sangat ditentukan oleh
tekstur tanah. Semakin kasar tekstur tanah maka semakin cepat perembesan
air.
c. Kedalaman (Solum Tanah)
Kedalaman atau solum tanah menunjukkan berapa cm tebal tanah diukur dari permukaan sampai ke batuan induk.
d. Erosi
Erosi menyangkut banyaknya partikel-partikel tanah yang terpindahkan.
Lereng yang curam akan mempercepat erosi bila lahan tanahnya gundul.
e. Drainase
Drainase adalah pengeringan air yang berlebihan pada tanah yang mencakup
proses pengaturan dan pengaliran air yang berada dalam tanah atau
permukaan tanah yang menggenang. Di daerah yang mempunyai solum tanah
dalam, drainase yang baik, tekstur halus, kemiringan lereng 1% - 2%
dapat diusahakan secara intensif tanpa bahaya erosi atau penurunan
produktivitas. Kemampuan daerah bersolum tanah dangkal, drainase buruk,
tekstur tanah sangat halus atau kasar, dan berlereng curam tidak dapat
digunakan secara maksimal dan diperkirakan akan banyak hambatan.